Merah Jambu dengan Kamu



Pernah gak sih lu ngerasa jatuh hati lagi untuk ke sekian kalinya ?

Setelah beberapa waktu, patah hati menjadi penyakit yang gak terhindarkan. Rindu menjadi candu. Dan obsesi menjadi bayang-bayang yang menutupi hati nurani. Aku memberanikan diri mengenal dia. Pun dengan pertemuan aku dan kamu dalam waktu yang singkat ini. Aku selalu terjebak dalan dunia cinta lelaki. Entah itu dia ataupun kamu. Namun, ijinkanlah sekali ini aku tidak merasa patah hati lagi saat kita sudah beranjak mengenal satu sama lain dengan lebih dekat lagi.
Malam kemarin, entah kamu sudah mimpi apa, kamu hingga larut malam merayuku dengan kata-kata manis. Sungguh indah memang menerima notif yang bikin hati kita melting. Akan tetapi, aku masih merasa takut. Takut untuk mengenal lagi kemudian menjadi boomerang untukku jatuh lagi, patah hati. Ingin sekali rasanya ku peluk dirimu saat kasmaran ini mulai menjalar diantara kita perkara obrolan malam itu. Ah, imajinasiku memang terlalu berlebihan.
Ku putuskan malam itu untuk aku curhat dengan teman-teman ku. Yang memang mereka punya nasihat super, tak kalah dari ibukku. Dan terjadilah percakapan-percakapan yang berisi nasihat dan yang membuat aku kembali bertanya pada diriku. Siapkah? Mampukah? Tidak hanya itu, beberapa nasihat juga kembali membuatku merenung. “Jangan mudah tergoda”, kata temanku. Ya memang. Aku adalah manusia bodoh yang sangat gamblang termakan gombalan dan rayuan manis lelaki. Dan kemudian menangis tidak jelas ketika seseorang itu berbalik mengecewakan kita. Mungkin itu musababnya aku selalu ingin mendengar nasehat teman-teman ku. Dan itu pula yang membuat mereka takut untuk membiarkan aku dekat dengan sembarang lelaki. Oleh karena itu, Tuhan, aku mohon jadikan dia yang terbaik untukkku, sampai nanti.
Nasihat yang paling aku ingat ketika malam itu adalah “Jadi wanita itu kudu yang susah didapatkan, dan sangat berharga ketika dimiliki”. Renungan itu membuatku bernostalgia dengan yang sudah-sudah. Dan berujung membandingkanmu dengan mereka. Maaf, aku lakukan itu agar nanti kita tidak lagi merasakan sakit dan pahitnya patah hati. Alhasil, semua yang telah berlalu membuatku belajar. Belajar untuk menerima. Dan belajar untuk menghargai apa-apa yang sudah ku miliki ataupun yang belum aku miliki, bahkan yang telah hilang. Aku juga pandai menasihati diriku perihal patah hati ini:
“Jikalau tangis dapat hilang dengan canda, mungkin trauma – patah hati juga bisa jadi hilang dengan kenangan indah. Dan kenangan indah itu harus diciptakan. Setiap kita itu berhak atas perasaan damai di hati. Jadi maafkanlah dia, dan maafkan juga dirimu. Cobalah berdamai dengan masa lalumu. Setiap perasaan entah itu senang, susah, sedih, kecewa, marah, dan perasaan lainnya itu adalah titipan-Nya. Tidak pernah pula kita kehendaki. Jadi yasudah. Jangan takut. Karena entah besok, atau kapanpun itu, kamu pasti bakal merasakannya lagi. Bahkan mungkin disaat kita sudah berjodoh dengan pangeran kita sekalipun, kita akan diuji kembali dengan berbagai perasaan. Dan apa iya kamu masih takut?”
Begitulah hatiku berkata perihat menasihati diri sendiri maupun orang lain tentang ketakutan, trauma, atau apapun sebutannya untuk jatuh cinta. Jadi, untuk semua hal yang terjadi dalam waktu yang mendadak nan singkat ini, aku putuskan untuk mencoba mengenalmu. Dan menyelami dunia masing-masing. Bismillah. Semoga nanti kita bertemu lagi. Karena seperti kata Bung, kita hanya berjarak, bukan berpisah ^^

~26 Juni 2019~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harapan

Sepotong Cerita dengan Kamu

Nonton di Bioskop