KAMU

Jatuh cinta memang sungguh indah. Memberi aura positif yang akan membawa kita pada sesuatu hal yang baik. Rajin shalat, semangat belajar, makan teratur adalah beberapa dari implikasi jatuh cinta. Namun, hal yang tak pernah terkira juga ialah sakit akibat memiliki rasa itu. Rasa yang seharusnya mustahil ada untuk perasaan indah ini. Aku mungkin telah salah memilih. Aku mencintainya terlalu berlebih. Aku lupa, bahwa rasa ini adalah hanya sementara. Bukan cinta abadi milik Sang Maha Pemilik Hati. Sang Maha Cinta. Sungguh tak terkira perih ini menggores relung hatiku. Sampai menciderai jantung tubuh ini. Melemahkan otak untuk berpikir baik. Mencipta energi negatif yang begitu ku benci. Air mata pun tak mampu ku tahan lagi untuk bersedih.

Wahai kamu, yang pernah singgah di hatiku. Yang mampu mencuri perhatianku. Yang sangat baik mengajakku mengenal duniamu. Aku terlanjur mencintai dirimu seutuhnya. Aku sudah terlanjur memilihmu. Tapi tidakkah kejam dirimu untuk pergi menghilang begitu saja? Kau bukan angin yang dengan seenaknya berembus kemudian berlalu. Kau juga bukan penjahat yang mengambil lalu kabur begitu saja. Kau kekasihku. Kau penyemangatku. Inspiratorku. Lupakah kau dengan kalimat yang kau ucap sendiri, kata-kata yang menurutku sangat romantis daripada sajak cinta apapun : "kalau kita aku yakin nggak akan pisah, kita akan selalu bersama". Kini, jawab pertanyaanku, kemana komitmen itu? Hilangkah? Terkikiskah bersama waktu? Ataukah kau mulai melirik dia. Wanita yang bagimu lebih sempurna dariku ? Ah. Aku tak ingin berburuk sangka padamu. Tapi, aku mohon hargailah juga perasaan suci ini. Yang kian hari makin menjalar tumbuh tak terkendali dalam dada. Jika dahulu kau mencoba mendekatiku untuk sebuah ketulusan, maka jika kini kau tidak mampu bertahan, maka ucapkanlah dengan tulus untuk mengakhirinya. Beri aku alasan logis. Dan dengan perlahan, aku akan memaksa hatiku mati untukmu, mas.

8 Agustus 2017^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harapan

Sepotong Cerita dengan Kamu

Nonton di Bioskop