Dia Berganti Kamu
Aku
pernah sepenuhnya berharap pada seorang lelaki.
Aku mengaguminya dengan sepenuh hati
di waktu lalu.
Tak sedikitpun kekurangannya
mengikis rasa sayang dan cintaku padanya.
Aku seakan terikat olehnya.
Tak ingin jauh, atau bahkan berpisah
darinya.
Namun, 1 hal yang ku benci bahwa ada
1 sifat yang tidak mampu dikendalikan,
Kemudian dengan seenaknya menguasai
dirimu.
Aku mungkin bersalah telah
menjadikanmu dan membiarkanmu begitu.
Aku mengakuinya.
Dahulu, aku memasrahkan segala yg
ingin kau lakukan dengan hidupmu.
Karena bagiku, aku tak berhak untuk
mengaturmu.
Aku hanyalah kekasih, dan tidak
layak untuk mengekangmu ini itu.
Aku hanya berhak menasehatimu, dan
setelahnya ku serahkan sepenuhnya untuk keputusan yang akan kau ambil.
Mungkin disinilah salahku.
Aku membiarkanmu terjerumus sendiri
dalam pikiranmu.
Jatuh ke dalam lubang gelap dan
dalam.
Hingga aku tak mampu
menyelamatkanmu.
Bahkan kau berubah setelah itu.
Aku sedih dan takut menghadapi
dirimu yang lain.
Sedih karena kau 'sakit' sendiri,
tapi aku tak mampu menolongmu.
Takut karena saat itu naluri jahatmu
mulai menguak.
Aku mencoba membujuk dan merayumu
untuk kembali.
Kembali pulang pada dirimu dan
padaku.
Namun, itu bukan perkara yang mudah.
Jika sudah berlari terlalu jauh,
maka enggan untuk pulang jika yang diincar belum dapat
Aku bukan seorang wanita tanpa harga
diri.
Untuk itu, dengan berat hati ku
putuskan dengan paksa hubungan yang telah kita bangun selama 1 tahun itu.
Aku menghancurkan hatiku sendiri
agar kau tidak sakit sendiri.
Hanya itu yang dapat menyelamatkanku
juga dirimu.
Aku membuang paksa perasaan yang
begitu lekat menyelimuti hatiku.
Aku merelekanmu untuk yang lain.
Seseorang yang dapat membahagiakanmu
dan akan selalu membuatmu tersenyum tiap harinya.
Kemudian, hari-hari setelah itu
begitu berat.
Aku harus berjuang sendiri untuk
hidupku.
Tidak ada lagi perhatian dan
semangat menyertai hari-hariku.
Aku harus menutup telingaku tiap
kali suaramu mencoba berbisik.
Aku harus menepis bayangmu tiap kali
pikiranku dihantui olehmu.
Dan aku harus berkali-kali menolak
untuk merindumu.
Dan tanpa habis-habisnya air mata
ini jatuh.
Aku seperti manusia tanpa nyawa
ketika itu.
Butuh waktu lama untuk pulih.
Hari-hariku pucat, tanpa warna
seperti wajahku.
Sampai akhirnya, pelangi kembali
hadir di bulan April.
Aku bertemu dengan senior sekaligus
pria yang memenangkan hatiku kembali.
Meyakinkanku untuk bersama melewati
hari esok dan selamanya.
Melukis kembali senyum yang sudah
lama tenggelam dalam bayang-bayang masa lalu.
Kita sepakat bahwa kamu dan aku
adalah kita.
Terikat bersama oleh kata
"sayang".
Menghabiskan hari untuk saling
memahami satu sama lain.
Tak peduli karakter yang melekat
dalam dirimu.
Entah cuek, dingin, keras, atau
lainnya.
Aku tetap menyukai, menyayangi dan
mencintai dengan ikhlas.
Aku memasrahkan urusan hati
pada-Nya.
Aku tidak ingin mengulang luka hati
yang sama dengan yang lalu.
Untuk itu, aku mohon yakinkan aku
dengan dirimu.
Yakinkan aku untuk selalu
mencintaimu.
Yakinkan hatimu untuk hatiku.
Aku bersumpah untuk selalu menjaga
dan menyayangimu, apapun yg terjadi.
Tak peduli bagaimana orang memandang
hubungan ini,
Yang aku yakini adalah bahwa ini
hubunganku. Dia pacarku. Dan aku berhak menjalin cinta dengan caraku sendiri.
Aku mencintainya dan dia pun (aku
harap) begitu.
Kita bukan sembarang orang yang
seenaknya menaruh atau menitipkan hati begitu saja pada masing-masing kita.
Kita juga dengan penuh sadar saling
menerima untuk bisa tetap bersama.
Kita adalah kita, bukan kalian.
Jadi, aku ingin kau mencintaiku
dengan caramu.
Buktikan pada mereka bahwa kau
adalah pacarku.
Buktikan pada mereka bahwa ada
perasaan lain yang lebih penting daripada kebaikanmu pada teman-temanmu.
Yakinkan aku, kamulah yg terbaik.
Aku sayang kamu.
Aku cinta kamu.
Aku men-SMURF-mu!!! 😘😘😘
^^28 Oktober 2017
Komentar
Posting Komentar