Mimpi.
Malam itu, 1 hari setelah kamu memutuskan mundur, tidak terhitung sudah berapa kali aku tiba-tiba menangis. Terkadang menangis dengan sadar, pun dengan tanpa disadari. Aku tidak mengerti mengapa sebuah kenangan sungguh menyakitkan? Padahal sebenarnya kenangan itu indah. Memori yang disimpan itu adalah indah. Tapi, entah mengapa aku masih belum mampu tersenyum jika teringat segalanya. Aku tidak memahami bagaimana perasaan sedih ini dimulai. Aku juga tidak mengetahui, mengapa sangat berat untuk membiarkan kenangan ini diingat. Sungguh, bukankah sebenarnya tidak ada suatu kesalahan dalam ingat dan kenang? Tapi hati ini masih saja menolak untuk berdamai dengannya. Masih saja ada hal-hal yang berat untuk menerima dan memahami keadaan. Masih saja kokoh untuk menolak kenyataan. Masih saja ingin memaksa kehendak. Dan masih saja egois. Wahai diri, bukankah kau sering memberi semangat terhadap kawan-kawanmu? Bahkan nasihat-nasihatmu selalu saja membuat mereka berpikir ulang ...