Teruntuk Aku
Hi, JSA! Kembali perasaan hancur
seolah mengubur seluruh harapan hidupmu. Kenangan Desember dan bulan-bulan
sebelumnya tak akan pernah mampu untuk dilupakan. Pilu hatimu semakin jelas
bila mengingat pesan-pesan dia yang begitu mengerikan. Hingga bergidik bulu
kudukmu ketika mengulang kembali membacanya. Pada masa ini ada banyak konflik
seolah memburu dan memborbardir dirimu. Tubuhmu yang ringkih pun tak mampu
menahannya, dan akhirnya kau sampai pada titik dimana tiada lagi masa depan
terlihat. Suram, dan gelap menyapu seluruh mimpi-mimpi. Menyisakan tangis yang
tiada henti-hentinya terus membasahi pipimu di malam hari.
Akan tetapi, selalu ingatlah satu
hal. Segala penderitaan ini tidaklah abadi. Suatu hari tentu akan kau temui
lagi senyum yang sempat kabur dari bibirmu. Akan kau temui lagi pelangi-pelangi
selepas hujan mengguyur bumi. Akan kau temui lagi indahnya mentari pagi usai
malam-malam gelap nan dingin. Akan kau jumpai kembali tawa kala senja hadir.
Akan kau jumpai kembali kejutan-kejutan yang disiapkan pada hari-hari indahmu.
Akan kau jumpai lagi mimpi-mimpi yang sempat kau tinggal dalam angan.
Hi, JSA! Percayalah nasibmu tidak
akan sama seperti kota kelahiranmu, Malang. Yakinlah suatu hari nanti dirimu
akan melampaui batas yang sudah kau tentukan. Percayalah akan selalu ada manis
setelah pahit yang kau rasa. Berjuang sendiri dalam kota orang tentu akan lebih
berwarna dan begitu berkesan daripada hanya sekedar menemui orang-orang yang
itu-itu saja. Akan banyak sekali moment-moment
yang tidak akan pernah kau temukan pada kota kelahiranmu dan kota yang
pernah membesarkan namamu, Mataram. Tuhan pasti akan meyiapkan pengganti
sanak-saudara dalam kesendirianmu. Menjadi sebatang kara pun bukanlah hal yang
akan melemahkan, justru menjadi amunisimu untuk lebih mandiri dibanding
orang-orang yang saat ini memiliki keluarga lengkap. Kamu adalah orang yang
akan memiliki lebih banyak pengalaman mengenai jatuh-bangun yang tentu di masa
mendatang akan menjadi cerita paling menarik untuk dibagikan kepada orang-orang
tersayang.
Pada satu atau dua hari ke depan
mungkin kenangan bersama dia akan terasa sangat jelas terekam pada lensa
matamu. Beberapa hari mungkin menjadi musim sendu yang tak dapat begitu saja
kau berpaling darinya. Malammu akan menjadi waktu paling kejam. Membuatmu
selalu memantik kembali percikan-percikan rindu kepada seseorang nan jauh
disana. Seseorang yang sudah tak pantas lagi untuk kau pandangi fotonya. Tidak
patut untuk kau dengar suara-suaranya. Bahkan sudah tidak boleh untuk diingat.
Ibarat sebuah permata yang hilang, begitulah adanya dirinya. Memang tiada hal
yang dapat kau lakukan untuk mencarinya. Karena memang permata itu sudah
tersemat pada sebuah nama yang bukan lagi milikmu.
Tapi, JSA. Tak apa kalau kau
menangis hingga tersedu-sedu untuknya. Tumpahkan segalanya hanya pada tangis.
Itu adalah lebih baik daripada membiarkan mulutmu berucap sementara pikiranmu
sedang tak dibentengi logika. Pun dengan hatimu yang dikuasai emosi. Simpanlah
semua kekecewaanmu. Balutlah dengan doa-doa baik. Ceritakanlah kepada Yang Maha
Mendengar. Kelak air matamu akan menjadi hal yang kau syukuri, sebab atas
perasaan sedih dan frustasi lah maka kau akan mengetahui nikmatnya perasaan
bahagia yang diberikan Sang Pencipta. Seiring waktu yang terus berganti, maka
pada sendirinya hatimu akan menerima segala penderitaan yang hadir. Memang
begitulah gelagat dari hati. Suka galau hanya pada awalnya saja, setelah
berlalu dia akan menerima. Kembali menutup pintunya, untuk tidak lagi
membiarkan segala perasaan menguar begitu saja.
Memang ada kalanya apa yang
sangat ingin kita miliki, tidak harus dimiliki. Bahkan sampai ada sebuah
pernyataan : kita tidak akan pernah mendapatkan sesuatu jika kita terlampau
menginginkannya. Mungkin saat ini, mencintainya adalah anugerah dari Sang Maha
Pencipta. Dan cinta memang tidak harus dimiliki. Tidak setiap yang kita cintai
harus menjadi milik kita. Beberapa terkadang hanya singgah, sebagai pelipur
lara. Untuk kemudian pergi seperti angin. Cinta tidak mampu kita tebak dan
pilih. Justru rasa itu hadir begitu saja tanpa kita pernah tau wujudnya. Tanpa
pernah disangka medianya.
Kini, usah lagi kau ratapi
kepergiannya. Kehilangan se-sosok dia yang begitu kau cintai memang menyisakakn
luka. Tapi tak berarti tidak mampu disembukan bukan?
Dia boleh dimiliki oleh orang
lain selain dirimu, JSA. Sebab memang kalian bukanlah jodoh yang ditakdirkan
Tuhan. Tak perlu lagi kau membiarkan dirimu menderita. Sungguh dunia tidak akan
runtuh hanya karena kau kehilangan satu orang lelaki saja. Biarkan. Biarkan saja
dia pergi. Kelak dia akan kembali jika memang hatinya se-sungguh ucapannya kala
itu. Janganlah menyalahkan dirimu hanya karena jarak, karena sepanjang apapun
jarak membentang, toh masih bisa
ditempuh. Bahkan, seandainya menikmati proses LDR sekalipun, rindu akan membuat
jarak tiada berarti lagi. Atau mungkin seandainya rasa yang tertanam di hatinya
adalah cinta, benar-benar cinta, seharusnya perasaan itu akan tumbuh mekar
seiring berjalannya waktu. Bukan malah terkikis seperti yang pernyah
diutarakan.
Pada waktu ini, lepaskanlah
dirimu dari belenggu cinta kepadanya, JSA. Cukuplah dia nanti yang terakhir
membuatmu merasa patah. Biarlah, jika memang itu harus terjadi, maka
terjadilah. Janganlah kau mengelak. Terimalah, sepahit apapun hidup dan
kehidupan ini. Semoga hatimu damai kembali.
Komentar
Posting Komentar