CATATAN MONEV CIREBON 2: Kejutan-kejutan Indah!


Pukul 16.00 WIB, aku dan tim telah sampai di Hotel Batiqa. Tempat kami akan merebahkan diri untuk melepas lelah dan menitip barang selama di Cirebon. Sungguh mengasyikkan sebenarnya ketika mendapat kamar dengan fasilitas double bad dan dinikmati sendiri donk, hehe ^^. Rasanya sudah tak sabar untuk mengacak-ngacak kasur. Oke kami menunggu beberapa menit sebelum dapat kunci kamar dikarenakan kamar sedang dibereskan. Dalam hati aku mengeluh : hmm,, semakin lama saja proses istirahat dan memanjakan diri ini berlangsung.

Beberapa menit berlalu, akhirnya petugas mempersilahkan kami mengambil kunci masing-masing. Segeralah kami cus menuju kamar. Yeay! Ucapku membatin.

Perjalanan dinas kali ini, aku awali dengan pakaian Korpri donk. Malu-maluin? Enggaklah. Justru aku sangat bangga ketika mengenakannya, terlepas dari apapun persepsi orang ketika melihatku menggunakan pakaian ini. Di sore hari pula. Pertama kali ku buka pintu kamar, kasur gede langsung menarik perhatianku dan seolah memanggilku untuk lompat di atasnya. Eits.. sebelum itu, aku abadikan dulu moment ke-sendirian-ku dengan menatap diri di cermin. Oh betapa banyak hal sudah ku lalui. Betapa tak terduganya, aku bisa sampai pada titik dimana : pegawai baru diberi kesempatan melakukan dinas luar, diberikan fasilitas akomodasi hotel (bintang 3, dan itu sudah sangat cukup mewah:’)), diberikan uang saku, dan tak lupa pula kendaraan kantor. “Oh Tuhan, sungguh aku bersyukur atas semua nikmat-Mu ini”. And let see about me in the mirror.

Kasur gede ini sungguh menggairahkan untuk ditiduri guys. Tanpa ba-bi-bu, langsung saja aku merebahkan diri di atasnya. Menikmati wangi sprey baru. Pun dengan empuk-nya bantal yang disediakan. Untuk beberapa saat, aku biarkan mataku terpejam. Sambil memberi kesempatan tubuhku charging my energy. Lalu, aku penasaran dengan lembayung senja yang disuguhkan Cirebon. Maka perlahan ku sibakkan gorden yang menyelimuti kaca jendela kamarku. Dari kamar ini, mungkin pemandangan bawah gedung kurang dapat dibanggakan. Tapi jangan salah dengan langit. Senja sore itu sungguh nikmat untuk melepas hari ini. Detik-detik menjelang malam. Maka aku biarkan diriku terhipnotis oleh semburat oranye itu (tanpa bisa mengabadikan dalam kamera).

Oke, waktunya membersihkan diri. Kamar mandi hotel selalu menjadi satu-satunya tempat yang membuat kita sungguh merasa menjadi orang metropolitan. Design yang ditawarkan selalu membuat setiap customer-nya merasa menjadi orang kaya dalam beberapa hari. Shower yang dapat mengeluarkan air dingin maupun hangat, hingga panas. Wastafel dengan gelas terpajang di salah satu sudutnya. Membuat suasana sikat gigi menjadi simple. Pun dengan kloset yang disampingnya tergantung tisu. Ah segalanya jarang ku dapatkan ketika di rumah.

Setelah merasa wangi, aku kembali mengistirahatkan tubuhku dengan dibungkus selimut super tebal. Niatku tidur cepat agar waktu memejam matanya berlangsung lama. Akan tetapi, baru saja 2 lagu terputar mengiringi kantukku, tiba-tiba nada dering telepon berbunyi. Aku menatap layar HP dengan malas. Tertulis nama Pak Naufal. Wah, buru-buru aku angkat, khawatir kalau-kalau ada hal penting dan mendadak harus akus kerjakan. Setelah menutup telepon, ternyata tidak ada hal berarti melainkan Pak Naufal ingin dikirimi file bahan Monev dan pemberitahuan jika selepas isya’ nanti ada acara makan malam bersama salah satu utusan PTS. Suatu kehormatan bagiku untuk hadir dalam undangan tersebut. Tak apalah meski waktu tidur berkurang, setidaknya aku akan menemui orang baru, yang berarti juga mempelajari hal baru mulai dari karakter dan mendengar keluhan-keluhan mereka perihal Perguruan Tinggi.

Beruntungnya, tiap menemui orang baru, Pak Naufal selalu memperkenalkan aku. Wah, aku selalu berterimakasih pada Tuhan untuk dikelilingi orang-orang baik dan ‘penting’ ini.

Menu pertama yang aku coba di Kota udang alias Cirebon ini adalah Empal Gentong. Jadi makanan ini lebih mirip gulai dengan isi daging sapi. Sebenarnya isinya juga ada yang usus dan babat. Tapi aku memilih aman untuk daging sapi aja. Bisi nek (gak doyan) rasanya. But, I’m wrong. Rasanya sungguh lezat. Ditambah paduan sate ayam. Sungguh nikmat dan sekejap bikin perut penuh coy! Ternyata yang mengundang kami (aku dan Pak Naufal doank sih, karena Pak Sobar ada janji lain. Namun pada akhirnya kami dipertemukan juga dalam 1 warung makan. Dunia memang seluas daun kelor doank. Ehee^^) merupakan salah satu utusan PTS yang besok akan kami kunjungi. Tapi beberapa lainnya merupakan kenalan Pak Naufal, yang konon katanya, mereka adalah orang-orang yang dulu pernah dibantu Pak Naufal dalam urusan administrasi akademik. Eitss.. jangan salah. ‘Dibantu’ dalam hal ini adalah tidak lebih dari sekedar transparansi informasi untuk peraturan-peraturan akademik.

Setelah makan, kami lanjut kembali ke hotel dan tidurrrrrrrr !! Tapi sayang, akibat kepala-ku suka bernostalgia dengan kenangan-kenangan dan kejadian-kejadian lampau, aku jadi baru bisa terlelap dini hari.

Sarapan pagi diawali dengan nasi dan lauk-pauk seperti halnya hotel pada umumnya, namun aku selalu menutup sarapan pagi-ku dengan salad dan segelas susu. Aku belum bisa membayangkan seperti apa nanti Monev yang dilakukan, sampai pada akhirnya tiba pada PTS pertama. Sungguh luar biasa! Dahulu semasa kuliah, aku hanya bisa ke ruang rektorat, paling mentok di bagian administrasi dan ruang WR III (karena memang beliau adalah dosen PA-ku dulu. Itu pun ketemu langsung tatap muka – berdua saja, ketika meminta tanda tangan di berkas yudisium-ku. Selama hampir 4 tahun kuliah belum pernah berbicara dan ‘dipandang’ lebih oleh beliau. Huhu :’)), namun ketika Monev aku dan tim disambut di ruang rapat pimpinan. Sungguh suatu kehormatan untuk aku. Yang mana saat menjadi mahasiswa, paling hanya menemui pegawai TU kampus, tapi ini disambut langsung oleh Rektor, dan menjadi tamu beliau. “Oh Tuhan, maka nikmat Engkau yang mana lagi yang aku dustai?”

Hal yang paling aku sukai dari tim Pak Naufal ini adalah tentang kerjasama. Biasanya tim-tim lain menyerahkan segala urusan notulensi kepada ‘pegawai baru’ (bahkan ada yang menyerahkan penyampaian Monev dari awal hingga akhir kepada ‘pegawa baru’), dalam tim ini kami bagi tugas. Mungkin karena Pak Naufal menganggap aku masih ‘baru’ pertama kali melaksanakan kegiatan ini, maka urusan notulensi dibagi 2. Kemudian Pak Sobar bagian verifikasi berkas, dan dibantu pula olehku. Pak Naufal selain notulensi juga sebagai pembicara dan penyampai materi Monev. Ini kami lakukan semata-mata untuk efisiensi waktu. Karena jika boleh jujur, Monev yang dilakukan kepada 6 PTS dalam waktu 3 hari itu sungguh tak masuk akal. Malah, kurang waktu menurutku. Karena terdapat banyak poin penting yang harus disampaikan untuk bahan Monev, belum lagi tanya-jawab panjang-lebar dari pihak kampus kepada kami selaku ‘garda depan’ untuk Kementerian kami, dan verifikasi berkas-berkas. Seharusnya jika menginginkan Monev yang berkualitas, jangka waktu Monevnya diperpanjang hingga 1 minggu. Tapi jika hanya mengejar target dan compare data sih, ya oke-lah 3 hari juga (meski dipotong waktu perjalanan Bandung – luar Kota Bandung yang masih dalam wilayah Jawa Barat dan Banten).

Terlepas dari kegiatan Monev, kami sungguh sangat dihargai oleh PTS ini. Mengapa? Karena kami banyak sekali disuguhi makanan dan jajanan. Belum lagi ketika di akhir kunjungan, kami dibekali oleh banyak sekali oleh-oleh. Sungguh dalam 2 hari ke depan ‘isi perut’ ku terjamin. Ehee^^.. Kami pun sebenarnya ingin sekali diajak kuliner-an oleh beberapa PTS. Namun sayang, karena terbatasnya waktu, kami memilih untuk menyelesaikan dahulu tugas utama kami, baru-lah senang-senang juga oke.

Ah sepertinya tulisan ini sudah terlalu panjang, maka terpaksa aku bagi lagi dalam part berikutnya. Enjoy for my story yeah ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harapan

Sepotong Cerita dengan Kamu

Nonton di Bioskop