SIRNA.


Kau buat sirna sudahlah, harapanku hidup bersamamu…”

Penggalan lirik lagu di atas adalah bagian dari lagu yang setiap anak muda pasti mengenalnya. (berarti jika Anda tidak mengenal maka Anda tidak termasuk dalam golongan muda, melainkan golongan tua). Hehe...
Ternyata mendengar kembali lagu tersebut membuatku seperti kembali merasakan suatu kehadiran sosok yang sangat memfavoritkan lagu itu dan pada waktu itu juga. Aku bahkan dapat dengan jelas mengingat wajahnya, serta di tempat mana aku bisa melihatnya menikmati lagu.
Ikut mengenal lagu itu sekaligus membuatku menikmati detik-detik selanjutnya bersamamu. Mendengar ceritamu yang bahkan katanya persis dengan isi lirik tersebut. Dan hari-hari selanjutnya, dalam HP ku selalu saja ku putar lagu tersebut. Meresapinya, mendadak hapal liriknya, hingga dapat menyanyikannya.
Lagu tersebut menceritakan bagaimana sepasang kekasih yang hendak mengikat janji suci, namun batal. Sebab sang lelaki ternyata atas alasan menolong seseorang, malah justru harus dibayar dengan sangat mahal yaitu dengan nyawanya.
Suatu acara pernikahan, diawali dari mengucap akad merupakan hal pertama dan istimewa yang sungguh ditunggu oleh kedua mempelai setelah bersama-sama melewati hari-hari dengan berjuta rasa. Menanggung setiap nasib bersama-sama. Mengukir kisah bersama-sama. Pun dengan suatu proses dan perjuangan dalam hidup, telah dilewati bersama-sama. Namun, adalah suatu takdir membuat mereka tak dapat kembali bersama. Sang lelaki lebih dulu berpulang di saat hari istimewa mereka. Adalah kabar yang membuat sang wanita menangis tersedu-sedu.
Tentu akan ada sepotong hati yang berteriak tidak menerima kenyataan. Tapi, apa yang dapat dilakukan lagi selain menerima?
Itulah suatu klimaks dalam lagu Sirna yang dinyanyikan Virzha. Segala rencana yang sudah disusun rapi, namun jika Tuhan tidak menghendakinya, maka rencana hanyalah tinggal rencana.
Sungguh sedih memang jika sebuah video clip itu dihayati. Cita-cita yang sudah dimimpikan bersama harus pupus hanya dalam waktu beberapa detik saja. Dan bukankah cerita ini dan kamu adalah sama? Hanya saja bedanya kamu pergi dengan sebab disengaja, dan sang tokoh lelaki itu pergi berdamai tanpa rencana dan disengaja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harapan

Sepotong Cerita dengan Kamu

Nonton di Bioskop