Demi Air Mata


 

Demi tetes yang menghujani pipi
Percayalah hatiku dirundung pilu
Namamu merusak pikiran
Dan kebenaran tak mampu aku logika
Berjalan pun tak beda dengan pemabuk-pemabuk itu
Sempoyongan, kehilangan tegapnya

Demi air mata yang masih deras membasahi pipi
Aku masih mengenangmu dalam diam
Meski pagi sudah berlalu
Dan senja menggandeng malam
Masih saja kisah kenangan jelas
Terpatri dalam mata dan kalbu

Demi air mata yang rindu usapan
Bayangmu sukses menguasai ragaku
Mengacaukan fungsi-fungsi tubuhku
Memelukku dalam sunyi
Bersama angin-angin malam dan bintang-gemintang

Demi air mataku
Akan ku cabut semua kata 'kita' dalam ingatan
Ku bombardir kenangan-kenangan yang mencipta luka
Meski tidak mudah, namun semangatku
Tak akan pernah lagi mampu kau padamkan.

(5 November 2017)^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harapan

Sepotong Cerita dengan Kamu

Nonton di Bioskop