The Song

Alunan lagu dari John Mayer berjudul You're Gonna Live Forever in Me menemani Jumatku. Rintik hujan kian menambah syahdu perasaan yang mengalir dalam hati. Entah sudah kali keberapa aku memutar lagu ini, dan tak kunjung bosan. Ada sebuah rasa yang tertinggal dalam hati yang hingga saat ini masih belum bisa aku deteksi jenisnya. Sedihkah? Senangkah? Sakitkah? Aku pun tidak mengetahuinya.

Lirik lagu kali ini membuatku termenung beberapa saat. Membuat kilasan - kilasan aneh tentang masa lalu secara acak. Aku tidak ingin mengakui bahwa ini sebuah firasat ataupun 'tanda' lagi. Aku sungguh menolak perasaan aneh ini.

Alunan lagu ini, begitu indah. Namun menyiratkan kesedihan yang mendalam. Ironinya, tidak ada sisa penyesalan yang tersirat dalam lagu indah ini. Aku pernah terlampau menggenggam erat rasa yang pernah hadir kala itu. Lalu, tidak lama kemudian, angin membawanya kembali pada sebuah genggaman baru. Aku msih tidak mengerti jika segala hal harus memiliki akhir. Lalu, untuk apa ada 'selamanya' jika segalanya harus memiliki penghujung?

Life is full of sweet mistakes

And love’s an honest one to make

Time leaves no fruit on the tree

Penggalan lirik di atas adalah bagian favoritku. Bagiku, itu adalah puncak dari mencintai yaitu sebuah penerimaan. Ada sebuah logika yang perlu kita jaga dalam sebuah cinta yang kita miliki. Karena logika akan menjaga kita tetap waras dalam kegilaan sebuah cinta. Kita tidak akan pernah tau mengapa cinta menghadirkan banyak rasa. Itu adalah hal menarik dari cinta. Namun, apakah kita harus bersyukur dan tertawa saat merasakannya?

Sebenarnya tidak ada, dan tidak pernah ada yang salah dalam mencintai dan dicintai. Jika ada sekalipun, satu -satunya hal yang salah adalah langkah yang akan kita ambil berikutnya. Sebab langkah tersebutlah yang akan membawa kita pada sebuah pilihan benar atau salah.

Ini berarti mencintainya saat itu adalah sebuah kejujuran. Lalu, memupuk rasa itu adalah sebuah kesalahan. Mengapa? Karena ada banyak rangkaian rasa yang saling terkait dengan cinta. Unfortunately, saat itu kait cintaku bertaut pada sebuah rasa sakit dan sedih.

Waktu memang sebuah kebutuhan yang tidak terpisahkan dari penyembuhan. Memang benar, kita harus menyadari rasa sakit yang kita rasakan, luka yang pernah kita dapatkan. Lalu, menerimanya adalah sebuah kekuatan yang luar biasa untuk sembuh dan berdamai dengan kehidapan yang indah ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harapan

Sepotong Cerita dengan Kamu

Nonton di Bioskop