CATATAN MONEV CIREBON
Oktober adalah bulan
melelahkan bagiku. Ada banyak kegiatan yang berawal pada bulan ini. Kegiatan
Monev salah satunya. (Monev = Monitoring
dan Evaluasi PTS Se-Jabar & Banten). Monevku kali ini berada di wilayah
Cirebon IV. Monev yang memakan waktu 3 hari ini mengharuskan kami mengunjungi 6
PTS yang sudah ditentukan sebelumnya.
Monev pertamaku
dimulai pada tanggal 2 Oktober. Aku memiliki 2 rekan lainnya. Sebut saja Pak Naufal
dan Pak Sobri. (Nama mereka aku samarkan donk, xixixi). Tentu aku sudah
menyiapkan segala dokumen monev jauh-jauh hari. Karena aku tidak pandai dalam
bertindak saat terburu-buru dan mendadak. Penyakit panikku tentu akan
mengacaukan segalanya. Mungkin orang berpikir, bahwa aku terlalu cepat dalam
mempersiapkan segalanya. Aku mungkin terlihat seperti terjajah oleh waktu.
Namun apakah itu buruk? Itu adalah sudut pandang dari orang yang tidak
menghargai waktu. Aku selalu merasa bahwa waktu akan datang 1x seumur hidup.
Setiap detik yang terjadi tentu tidak akan mungkin dapat diulangi. Maka aku
belajar menghargai waktu dengan disiplin. Bukankah kita sering menyalahkan
waktu hanya karena ketidakmampuan kita dalam memanfaatkan waktu? Seperti menyalahkan
waktu hanya karena pekerjaan menumpuk. Oh
wake up guys! Itu semua adalah salah kita yang tidak dapat mengatur diri.
Itu kesalahan atas ke-santai-an yang kita buat sendiri. Itu kesalahan kita dalam berpikir : Ah nanti saja dikerjakan, toh masih banyak waktu. Astagaa..
Seharusnya kita sama-sama tau bahwa waktu sangat terbatas. 24 jam dalam sehari
misalnya. Lantas mengapa harus menunda pekerjaan jika memang kita mampu
mengerjakannya saat ini?
Beberapa rekan mungkin
kurang setuju atas keberangkatanku tempo hari itu. Sebab surat tugas
menyebutkan bahwa kami ditugaskan untuk 3-4 Oktober, namun kami berangkat 1
hari sebelumnya. But, hey. Kami butuh
waktu dalam melakukan perjalanan. Meski hanya 4 jam, lalu apa salahnya? Toh
pada waktu itu tiada pekerjaan penting untuk diselesaikan dan aku hanya
berusaha mengikuti arahan Ketua Tim. Lantas jika protes, proteslah pada Ketua
Tim. Bukan menyindir seorang pegawai yang baru bekerja selama 3 bulan ini.
Itupun jika lu gentle!
Yaudahlah, bodo amat
atas sindiran atau ketidakterimaan orang-orang aneh itu. Aku akan menceritakan
3 hari perjalananku dari Bandung – Cirebon dan Cirebon – Bandung. Kami
berangkat dari kantor seusai ISHOMA. Harapannya sampai di Cirebon dan langsung
beristirahat. Mirisnya kami tidak mendapat bagian supir untuk mengantar kami di
Cirebon. Alhasil Pak Naufal lah yang bertindak sebagai supir. Aku kira
perjalanan akan membosankan dan membuatku tertidur. Namun aku salah. Menyusuri
jalanan dengan Pak Naufal adalah sesuatu yang mengasyikkan. Sembari menikmati
jalanan tol dan non-tol, Pak Naufal bercerita banyak hal. Pertama-tama adalah
cerita pengantar mengenai seperti apa nantinya monev tersebut. Sembari memastikan
pula kelengkapan dokumen-dokumen yang aku bawa. Aku kira, Pak Sobri adalah
orang yang harus ditakuti. Mengingat hampir semua ‘senior’ selalu ‘sensitif’
dan judes. Pak Sobri adalah pendiam, dan sesekali menimpali obrolan Pak Naufal.
Jadi aku melihatnya seperti yang jadi Ketua Tim adalah Pak Naufal, bukanlah Pak
Sobri. Hehehe^^
Selama perjalanan
menuju Cirebon, mataku tak pernah lepas menatap pemandangan sekitar dari balik
kaca mobil yang aku dan tim tumpangi. Aku tidak ingin melewati barang 1 detik
pun lukisan alam nan indah ini. Sesekali aku memotretnya. Karena salah satu
cara mengabadikan kejadian adalah dengan foto. Dan aku tidak ingin lupa akan
keindahan ini. Biarlah koleksi gambar dari fotografer awam ini menjadi saksi
bisu part perjalananku kali ini.
Ini nih potret yang
aku maksud tadi. Karena aku tau, membaca tanpa melihat gambar terkadang
mencipta bosan..
Sungguh nature view ini membuat waktu berjalan
tanpa terasa. Aku sampai lupa jika aku sudah duduk bermenit-menit dalam mobil. Yang
dulu merupakan suatu hal yang amat ku benci. Mengapa ? Sebab aku tidak akan
mampu bertahan dalam mobil tanpa mual dan rasa ingin muntah beberapa detik
ketika mobil dijalankan. Haha.
Kill
the time dengan obrolan ringan juga membawaku pada suatu
penilaian baru. Bahwa ternyata meski masih terhitung ‘anak baru’, aku masih
dihargai dalam tim ini. Ini berbeda sekali dengan perjalananku ke Surabaya
beberapa bulan lalu. Perjalanan sungguh membosankan dan terkesan kaku, canggung
satu sama lain. Tiada obrolan, selain memang sesuatu yang sepatutnya
diutarakan. Tak berkesan. Bahkan aku merasa ‘membebani’ mereka dengan
kehadiranku yang plonga-plongo, tidak
tau harus melakukan apa. Mengobrol pun juga kadang tak dihiraukan. Jadi lebih
banyak diam dan pasrah terhadap waktu yang berjalan begitu lambat. Namun, kali
ini berbeda. Setiap obrolan terasa begitu nyaman, seperti halnya obrolan ringan
sesama rekan kerja. Bahkan senyum dan tawa selalu mengembang setiap kali
candaan dan humor diutarakan oleh kedua seniorku ini. Mengobrol dengan Pak
Naufal juga tidak melulu hanya suatu guyonan.
Ada banyak ilmu yang aku petik dari setiap kalimat yang diucapkan. Aku yang
hanya melulu paham soal dunia keuangan (itu pun masih 10% doank tau kondisi
keuangan di kantor), menjadi mengerti hal lain. Jabatan Akademik Dosen atau
biasa disingkat JAD misalnya. Aku menjadi sedikit punya bayangan mengenai
posisi instansi kami dalam masyarakat. Menjadi lebih mengerti tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan. Menjadi tau peraturan-peraturan dalam dunia pendidikan
tinggi. Aku jadi tertarik untuk memahami setiap peraturan, sebab kepada siapa
PTS ini akan mencari informasi atau sebuah kejelasan informasi kalau bukan
kepada kami? Wakil dari instansi pusat tempatku bekerja saat ini.
Ada banyak tol yang
aku lewati. Fix, ini adalah
perjalanan dinas kedua-ku semenjak 4 bulan aku menjadi pegawai baru. Sore hari,
kami akhirnya tiba di kota Udang alias Cirebon. Langsung dengan bantuan maps menunjukkan hotel tempat kami
melepas lelah setelah 4 jam menyusuri jalanan. Hotel kami tidak jauh dari
lokasi tol perbatasan Cirebon. Dan memang kami memilih tempat ini karena
strategis dengan jarak PTS yang akan kami tuju.
Ini
adalah potret gue ketika pertama kali sampai hotelnya ^^. Potret by Pak Naufal, xixixixi..
Oke, cerita ini aku akan bagi beberapa bagian.
Karena kalau diceritakan seluruhnya disini, maka akan menjadi novel super tebal
ala Harry Potter. Hehe.
Sekian dulu, dan
nantikan cerita selanjutnya mengenai Monev Cirebon yak..
this story was happened at Oct 3rd, 2019~
Komentar
Posting Komentar